-->

Ads (728x90)

25 Anak Muda di Bintan Ikuti Pelatihan Kulit Afal Menjadi Aksesoris
Ketua Dekranasda Bintan Hafizha Rahmadhani menyampaikan sambutannya saat menutup Pelatihan Optimalisasi Kulit Afal untuk Aksesoris di Sentra Fashion SKL, Jumat sore (05/12) (Angga/Peristiwanusantara.com).

By Anggrainas Prasetio 

BINTAN, Peristiwanusantara.com – Sebanyak 25 peserta mengikuti Pelatihan Optimalisasi Kulit Afal untuk Aksesoris selama tiga hari di Sentra Fashion SKL.

Pelatihan yang menghadirkan narasumber dari Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta ini, ditutup oleh Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Bintan Hafizha Rahmadhani, pada Jumat sore (05/12).

Sebelum menutup pelatihan ini, Hafizha mengatakan dirinya mengapresiasi anak-anak muda yang mau meningkatkan kompetensi diri dan terlibat langsung dalam menangkap peluang usaha yang ada.

"Senang rasanya bisa bertemu anak-anak muda yang penuh semangat seperti ini. Tiga hari pelatihan, selanjutnya tinggal kalian kembangkan,” katanya.

Ia meminta agar seluruh peserta yang mengikuti pelatihan ini agar terus melatih diri, mengembangkan seluas mungkin ide dan kreasi.

“ Mode fashion dari tahun ke tahun pasti berubah, apalagi aksesoris. Update perkembangan dan upgrade kemampuan,” katanya.

Pada pelatihan ini menggunakan kulit kangguru sisa produksi salah satu industri di Lobam yang memproduksi topi dan dompet berbahan kulit.

Hafizha mengatakan kulit afal atau kulit sisa produksi yang selama ini terbuang menjadi limbah, dimanfaatkan dalam pelatihan ini dan menjadi peluang usaha yang bernilai ekonomi.

Ia berharap para peserta tak hanya mendapatkan pembekalan teknis pengolahan, tetapi juga didorong untuk berani mengambil langkah menjadi pengusaha muda.



"Bahan bakunya banyak, sisa dari hasil produksi yang selama ini langsung dibuang. Bisa kalian olah menjadi sesutau yang bernilai jual. Di usia muda ini jangan takut untuk melangkah, kalian bisa menjadi pengusaha muda. Mulai dari skala kecil-kecil dulu, yang terpenting jangan pernah patah semangat dan berhenti untuk belajar," kata Hafizha memberi motivasi.

Pemanfaatan sisa kulit untuk pembuatan aksesoris dapat menjadi salah satu contoh industri hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Karena telah mengurangi limbah, dengan cara memanfaatkan sisa limbah produksi untuk pembuatan barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.

"Kita juga telah menghemat sumber daya dengan memanfaatkan kulit sisa produksi. Menciptakan produk bernilai tambah serta mendukung industri kreatif, dengan pemanfaatan kulit afal untuk pembuatan aksesoris pastinya dapat mendukung industri kreatif dan meningkatkan pendapatan masyarakat," pungkas Hafizha. (Angga)

Editor : Ismanto


Posting Komentar