By Anggrainas Prasetio
TANJUNGPINANG, Peristiwanusantara.com - Akademisi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, Wahyu Eko, menyoroti tata ruang kawasan pemukiman Kota Tanjungpinang yang dinilai berantakan.
Menurut Wahyu, kondisi Kota Tanjungpinang saat ini semakin mengkhawatirkan karena banyak daerah tangkapan air berubah menjadi kawasan pemukiman, terutama di wilayah Tanjung Pinang Timur.
"Saya tidak tahu pasti apakah ini masalah rencana tata ruang yang berantakan atau masalah izin pembangunan yang tidak ramah lingkungan," kata Wahyu pada kegiatan Focus Group Discusion dengan tema Strategi Bangkitkan Perekonomian Tanjungpinang, di Hotel Pelangi belum lama ini.
Wahyu mengatakan, perkembangan pembangunan Kota Tanjungpinang saat ini lebih banyak mengarah ke wilayah Tanjungpinang Timur, dan menurut kacamatanya pembangunan tersebut begitu berdampak pada kawasan tangkapan air.
"Saya tinggal di Tanjungpinang ini lebih 13 tahun, pembangunan Kota Tanjungpinang kalau kita lihat sekarang semakin berkembang ke wilayah timur tapi itu menimbulkan dampak yang tadinya merupakan kawasan tangkapan air berubah menjadi kawasan perumahan," ujarnya.
Wahyu menilai dengan terus berkurangnya daerah tangkapan air dapat dipastikan 10 atau 20 tahun ke depan masalah banjir di Tanjungpinang akan meningkat.
"Kita tidak bisa menganggap ini sepele, apa yang terjadi di Sumatra Barat, Sumatra Utara dan Aceh salah satu penyebabnya adalah sebagian besar daerah tangkapan air berkurang," ucap Wahyu.
Wahyu meminta Pemko Tanjungpinang mengevaluasi kembali persoalan penataan kawasan pemukiman di Kota Tanjungpinang agar lebih tertata, salah satunya dengan tidak memberi izin membangun di daerah resapan air.
"Kita tahu Tanjungpinang ini bertahan, tetap exis dan tetap stabil sampai ke anak cucu kita. Kalau persoalan ini dibiarkan akan menimbulkan dampak resiko bencana yang kedepannya akan mengintai. Ini perlu di fikirkan," ucapnya. (Angga)
Editor : Ismanto

KLIK Untuk Masuk

Posting Komentar