ILustrasi (Foto : Ist/Peristiwanusantara.com)
Editor By : Ismanto
JAKARTA, Peristiwanusantara.com – Banyak dari kita dibesarkan dengan ajaran bijak orang tua, “Hemat pangkal kaya, rajin menabung tanda orang cerdas”.
Sejak kecil, kita dikenalkan dengan celengan ayam atau tabungan sekolah. Pesannya jelas: simpan uang agar suatu saat bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih besar. Tapi, apakah hanya menabung saja cukup di zaman sekarang ?
Jawabannya: tidak cukup. Di zaman ini, ketika harga kebutuhan hidup terus meningkat dan dunia keuangan makin dinamis, menabung saja tidak cukup untuk mengamankan masa depan kita. Jika kita hanya mengandalkan tabungan, nilai uang yang kita simpan bisa tergerus waktu demi waktu. Mengapa demikian? Karena ada musuh tersembunyi yang bernama inflasi.
Apa Itu Inflasi? Inflasi adalah kenaikan harga barang serta jasa secara umum dan terus menerus dalam suatu periode waktu. Misalnya, jika tahun ini harga sepiring nasi goreng Rp15.000, dan tahun depan naik jadi Rp17.000, maka ada inflasi sebesar 13,3%.
Inflasi memang tidak terjadi secara instan. Tapi jika diamati selama 5–10 tahun, efeknya sangat nyata. Mari lihat contoh berikut. Tahun 2013, harga 1 liter bensin Premium atau setara Pertalite sekitar Rp4.500. Tahun 2023, harga Pertalite sekitar Rp10.000 per liter. Itu artinya daya beli uang Anda Rp100.000 saat ini jauh lebih kecil dibandingkan 10 tahun lalu. Jika Anda menyimpan uang Rp100.000 di bawah bantal selama 10 tahun, nilainya tidak akan bertambah justru berkurang karena Anda hanya bisa membeli lebih sedikit barang dibandingkan dulu.
Inflasi menggerus nilai uang. Bank memang memberikan bunga tabungan, namun sangat kecil. Umumnya, bunga tabungan di bank konvensional hanya sekitar 0,5%–1,5% per tahun. Sementara inflasi di Indonesia rata-rata mencapai 3%–4% per tahun.
Apa artinya? Uang Rp100 juta yang disimpan di tabungan selama 10 tahun, dengan bunga 1% per tahun (belum dipotong pajak), hanya akan tumbuh menjadi sekitar Rp110 juta. Tapi bila inflasi 3% per tahun, maka nilai riil uang tersebut hanya setara sekitar Rp74 juta dalam daya beli. Jadi, meskipun nominalnya bertambah, daya belinya berkurang.
Menabung tetap penting, tapi tidak cukup. Menabung tetaplah kebiasaan yang baik. Ia adalah pondasi dari kedisiplinan keuangan. Dari menabung, kita belajar menunda kesenangan demi tujuan jangka panjang. Namun menabung saat ini lebih cocok untuk dana darurat, kebutuhan jangka pendek (kurang dari 1 tahun) dan keperluan harian atau transaksi cepat.
Untuk tujuan jangka panjang seperti biaya pendidikan anak, dana pensiun, beli rumah, liburan impian di usia pensiun, menabung saja tidak cukup. Kita butuh investasi. Apa itu investasi? Investasi adalah cara mengalokasikan uang atau aset untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Tujuannya adalah membuat uang kita bekerja untuk kita.
Berbeda dengan menabung, investasi memberikan peluang pertumbuhan nilai lebih tinggi karena ada potensi imbal hasil (return) lebih besar, bisa mengimbangi bahkan mengalahkan inflasi dan membangun kekayaan jangka panjang.
Ada berbagai bentuk investasi, seperti reksa dana yang cocok bagi pemula karena dikelola oleh manajer investasi professional. Bisa juga mempelajari investasi saham yang merupakan kepemilikan atas suatu perusahaan, dengan potensi imbal hasil tinggi. Obligasi adalah surat utang yang memberikan bunga secara berkala. Properti adalah tanah, rumah, atau apartemen yang nilainya bisa naik. Sedangkan instrumen yang saat ini sedang naik daun, yaitu emas, bisa menjadi aset lindung nilai, cocok untuk jangka panjang.
Bagaimana perbandingan investasi dengan tabungan? Simulasi sederhana seperti ini, jika kita menyisihkan Rp1 juta setiap bulan selama 20 tahun, jika ditabung dengan bunga 1% per tahun, total dana kita akan menjadi Rp260 juta. Inilah kekuatan bunga berbunga (compound interest) dan potensi imbal hasil investasi. Semakin awal Anda mulai, semakin besar hasilnya karena waktu adalah teman terbaik investor. Kapan waktu terbaik untuk mulai investasi? Jawabannya adalah: sekarang. Banyak orang menunda investasi karena merasa belum cukup uang atau takut rugi. Padahal, investasi bisa dimulai dengan modal kecil.
Berinvestasi reksa dana bisa mulai dari Rp10.000. Saham, cukup buka rekening efek, beli saham seribuan per lembar yang memilik fundamental baik. Emas digital mulai dari 0,01 gram. Kunci sukses investasi bukan pada jumlah besar di awal, melainkan konsistensi dan jangka waktu.
Betul, akan ada risiko investasi. Tapi bisa dikelola. Salah satu alasan orang takut investasi adalah karena adanya risiko. Benar, semua investasi punya risiko. Tapi risiko bisa dikendalikan dan dikelola dengan memahami tujuan dan profil risiko. Lalu selalu melakukan diversifikasi (tidak menaruh semua telur di satu keranjang), berinvestasi secara rutin (dollar cost averaging), dan belajar serta terus update informasi
Bandingkan dengan risiko tidak berinvestasi: kehilangan nilai uang akibat inflasi, tidak punya dana pensiun, ketergantungan finansial pada anak atau orang lain. Mana yang lebih menakutkan? Investasi adalah salah satu kunci menuju kemandirian finansial
Kebebasan finansial adalah kondisi di mana kita tidak perlu lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup karena aset kita sudah menghasilkan cukup. Untuk mencapainya, investasi adalah kunci. Sedangkan menabung membantu kita membangun kebiasaan menyisihkan uang. Tapi hanya investasi yang mampu mengembangkan uang kita, mengalahkan inflasi, dan membentuk kekayaan. Seperti kata Warren Buffett, tokoh investasi dunia, “Jika kamu tidak menemukan cara menghasilkan uang saat tidur, kamu akan bekerja seumur hidup.
Bila Anda pemula, berikut langkah mudah memulai investasi. Tentukan tujuan,misalnya, dana pendidikan anak, dana pensiun, liburan ke Eropa, dan lainnya. Lalu, kenali profil risiko. Lalu cari tahu profil risiko kita masing-masing, apakah kita tipe investor konservatif, moderat, atau agresif? Ini akan menentukan jenis investasi yang cocok.
Selanjutnya, pelajari instrumen dasar. Mulai dari reksa dana, emas, dan saham. Pelajari lewat buku, webinar, atau konsultan keuangan. Gunakan platform yang legal dan aman serta pastikan berinvestasi lewat perusahaan sekuritas yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Yang terpenting adalah mulai dari kecil, mulai dari sekarang. Jangan tunggu sempurna. Mulailah dari yang kita bisa dan terus tingkatkan. Masa depan tidak ditunggu, melainkan disiapkan. Ingat, hidup penuh ketidakpastian. Tapi satu hal yang pasti, biaya hidup akan terus naik, dan kita akan menua. Jika hanya mengandalkan menabung, kita berisiko menghadapi masa depan yang tidak aman secara finansial.
Saatnya kita melek finansial, melek investasi. Jangan hanya menabung. Tumbuhkan uang kita. Bangun kekayaan. Persiapkan masa depan. Karena di dunia ini, yang tidak pernah berhenti bertumbuh adalah harga-harga. Maka, uang kita pun harus bertumbuh.
Sumber : TIM BEI
Posting Komentar