![]() |
Ketua Komisi III DPRD Batam, Muhammad Rudi ST saat memimpin RDPU di ruang rapat DPRD Batam, Senin (8/9/2025) (Ist/Peristiwanusantara.com) |
Editor By : Ikhsan
Advetorial, Peristiwanusantara.com – Ketua Komisi III DPRD Batam, Muhammad Rudi ST memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) terkait pelayanan air bersih bagi masyarakat, khususnya warga di Kelurahan Batu Merah dan Tanjungsengkuang, Kecamatan Batu Ampar, pada Senin (8/9/2025) siang di ruang rapat DPRD Batam.
RDPU ini merupakan yang sekian kali digelar DPRD Kota Batam, namun solusi yang dilakukan belum menuntaskan persoalan warga terkait aliran air yan sangat kecil bahkan sering mati.
Rapat ini dihadiri sejumlah anggota Komisi III, diantaranya Rival Pribadi SH, Muhammad Dyco Barcelona Maryon, Ir Anang Adhan, Welfentius Tindaon, Siti Nurlailah ST, Ir H. Suryanto, serta Jamson Silaban SH. Wakil Ketua Komisi I DPRD Batam, Haji Aweng Kurniawan dari Fraksi Partai Gerindta, dan Sekretaris Komisi IV Hj Asnawati Atiq SE MM, juga ikut serta dalam rapat tersebut.
Walikota Batam sekaligus Kepala BP Batam, Amsakar Achmad juga menghadiri rapat ini, bersama sejumlah pejabat BP Batam, termasuk Deputi Bidang Pelayanan Umum Ariastuty Sirait dan jajaran manajemen Air Batam Hilir (ABH).
![]() |
Suasana RDPU terkait pelayanan air bersih di ruang rapat DPRD Batam.Senin (8/9/2025) siang (Ist/Peristiwanusantara.com) |
RDPU juga menghadirkan perwakilan masyarakat, mulai dari ketua RW, LPM, pihak puskesmas, SMAN 14 Batam, hingga tokoh warga dari Batu Merah dan Tanjungsengkuang.
Pada RDPU ini, warga kembali menyuarakan keluhannya terkait sulitnya mendapatkan aliran air bersih. Selama ini, upaya penyediaan tandon air di beberapa titik dinilai tidak efektif karena jumlahnya terbatas dan tidak mampu memenuhi kebutuhan harian.
Begitu pula dengan suplai air melalui mobil tangki, yang dianggap tidak terjadwal dengan jelas sehingga menyulitkan warga untuk mengaksesnya.
“Air itu kebutuhan pokok, tapi sampai hari ini kami masih kesulitan. Saat ini tendon yang dibangun terutama yang di bagian atas, malah turun kembali ke tendon di bawah sehingga kami di atas bukit tidak kebagian air,” kata salah satu perwakilan warga yang hadir.
Kesulitan aliran air bersih ini tidak hanya berdampak pada ribuan rumah tangga, tetapi juga pada fasilitas umum, termasuk rumah ibadah, puskesmas, hingga sekolah. Pihak SMAN 14 Batam bahkan mengungkapkan kondisi darurat yang mereka alami.
Dengan jumlah hampir seribu siswa, sekolah tersebut terpaksa memanfaatkan toilet di masjid sekitar yang juga kekurangan pasokan air.
Menanggapi hal itu, Walikota Batam Amsakar Achmad menegaskan komitmennya untuk segera mencari solusi. Ia menjelaskan bahwa pemerintah bersama BP Batam tengah bekerja keras mempercepat pembangunan infrastruktur distribusi air.
“Untuk solusi jangka panjang, kita targetkan masalah distribusi bisa teratasi pada pertengahan 2026. Infrastruktur air yang sedang dibangun harus benar-benar menjawab kebutuhan warga,” ujar Amsakar.
Selain itu, Amsakar juga memastikan adanya langkah-langkah jangka pendek untuk meringankan beban masyarakat. Ia menyebut peningkatan jumlah armada mobil tangki serta penjadwalan distribusi yang lebih teratur akan segera dilakukan.
Meski beberapa warga mendesak agar solusi permanen dapat segera diwujudkan, Amsakar meminta masyarakat memberi waktu agar perbaikan infrastruktur berjalan optimal. Ia menegaskan, pembangunan yang sedang berlangsung tidak hanya dimaksudkan sebagai solusi sementara, melainkan untuk menyelesaikan persoalan air bersih secara tuntas dan berkelanjutan.
RDPU berlangsung cukup dinamis dengan banyak masukan dari berbagai pihak. Komisi III DPRD Batam menyatakan akan terus mengawal persoalan ini, sekaligus mendesak pihak terkait untuk segera merealisasikan janji-janji penanganan.
“Kita sama-sama mengawal ini dan jika ada permasalahan segera sampaikan untuk dapat dikoordinasikan langsung dengan pihak ABH dan BP Batam,” tegas Muhammad Rudi. (San)
Posting Komentar